Ayat-Ayat Emas

« »

Kamis, 24 November 2011

Waktu untuk Orang Terkasih

Suatu hari, seorang tokoh masyarakat sedang berkeliling memantau lingkungannya. Kemudian, ia mampir ke rumah seorang petani. Ia terkesan oleh kepandaian dan sikap yang amat ramah dari seorang anak kecil, anak laki-laki satu-satunya dalam rumah itu, yang berusia empat tahun.

Kemudian, tokoh masyarakat itu menemukan satu hal yang membuatnya kagum. Ibunya berada di dapur, sedang mencuci bagian-bagian lemari es yang paling sulit ketika anak itu datang kepadanya dengan membawa sebuah majalah. "Mami, apa yang sedang dilakukan orang dalam foto ini?" tanyanya.

Sang ibu segera mengeringkan tangannya, duduk sambil memangku anaknya, dan menghabiskan waktu selama 10 menit untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan putranya dengan lembut. Setelah anak itu puas dengan penjelasan ibunya, ia segera turun dan berlari ke halaman rumah untuk bermain.

Segera saja, tokoh masyarakat tersebut mengomentari tindakan dan sikap sang ibu yang istimewa itu, dalam menghadapi putranya. "Wah, setahu saya, kebanyakan kaum ibu tidak mau diganggu kalau sedang sibuk bekerja seperti itu. Kadang mereka menyuruh si anak bertanya kepada ayahnya, atau pembantunya.."

"Saya masih dapat membersihkan lemari es itu selama sisa hidup saya, Pak," kata ibu itu kepada sang tokoh masyarakat, "tetapi, peristiwa di mana putra saya menanyakan pertanyaan itu kepada saya mungkin tidak akan pernah terulang lagi, apalagi jika menyuruhnya bertanya kepada orang lain."


Pesan Moral dari Cerita Ini:

"Mari, tunjukkan cinta, prioritaskan waktu dan perhatian kita untuk orang-orang terkasih dalam kehidupan kita, sesibuk apa pun kita dalam kehidupan sehari-hari."



"Tiap benda itu mempunyai pangkal dan ujung, dan tiap perkara itu mempunyai awal dan akhir. Orang yang mengetahui mana hal yang dahulu dan mana hal yang kemudian, ia sudah dekat dengan Jalan Suci."
(Da Xue Bab Utama ; 3)

"Maka seorang Kuncu mengutamakan pokok; sebab, setelah pokok itu tegak, Jalan Suci akan tumbuh. Laku Bakti dan Rendah Hati itulah pokok Peri Cinta Kasih."
(Lun Yu I ; 2 : 2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar